Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Niagara Mini dari Bandung


Indonesia sebenarnya punya niagara mini, sayangnya belum banyak yang tahu. Maklum, tempatnya terpencil dan cukup sulit mencapai lokasi ini.

Nama air terjun 'miniatur' niagara itu dikenal dengan nama Curug Malela. Lokasinya bisa disambangi dari Bandung ke arah barat menuju Kota Kecamatan Gununghalu. Jaraknya sekitar 40 km. 

 foto source: alianmemangalian.devianart

Jika tidak membawa kendaraan pribadi bisa naik kendaraan umum dari Stasiun Ciroyom. Hampir setiap jam ada yang berangkat, cuma hanya sampai sore hari. Tengah malam baru mulai ada lagi karena ingin mengangkut para calon penumpang yang biasa akan menjual hasil bumi dan palawija ke Bandung pada subuh harinya.

Dari Gununghalu kemudian kita mengarah ke Bunijaya. Ada kendaraan umum yang melayani jalur ini (beberapa minibus jurusan Bandung - Gununghalu - Bunijaya). Beberapa petunjuk sudah dipasang sehingga yang baru pertama kali akan terbantu. Namun jika ragu lebih baik bertanya.

Menuju curug yang terletak di Kampung Manglid, Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, ini lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Sebab tidak ada kendaraan umum yang sampai curug.

Angkutan umum hanya sampai Rongga dan dari sini harus naik ojek dengan ongkos sekitar Rp 50.000,- melalui jalanan berbatu yang licin kala hujan. Nah, karena jalan berbatu tadi, jika menggunakan kendaraan pribadi disarankan kendaraan dengan ground clearance tinggi seperti SUV.



 foto source: kakigatel.com - 4bpp.blogspot.com
  
Curug atau air terjun ini memang tersembunyi lokasinya. Baru ditemukan sekitar 6 tahun silam, penduduk sekitar kawasan pun banyak yang belum menjamahnya. Akses jalan menuju ke sini belum tergarap dengan rapi. Padahal plang nama sudah dijajakan sejak keluar dari Tol Padalarang menuju jalur alternatif ke Ciwidey via Soreang. Objek wisata Curug Malela terpampang bersama nama daerah lainnya.

Berdasarkan peta topografi, Curug Malela memiliki ketinggian kurang lebih 50 m dan lebar mencapai 70 m. Airnya berasal dari Sungai Ci Curug. Nama ‘malela’ diambil dari Bahasa Kawi yang berarti ‘baja’.

Nah, ada yang punya rencana berwisata ke Curug Malela?


 Sumber: intisarionline

Mengenang Kaset, Yuk!

Coba perhatikan gambar ini, dan tebak apakah ada yang tahu hubungan antara kaset dan pensil?


 Saat ini kaset semakin ditinggalkan, eksistensinya tergilas oleh kehadiran CD maupun alat putar musik digital lainnya. Akibatnya, saat ini kaset lebih banyak menjadi koleksi benda antik.

Di jejaring sosial, nostalgia tentang kaset sempat dibicarakan panjang lebar. Bahkan ada yang menulis generasi 80 (lahir di tahun 80-an) merupakan barisan terakhir penikmat musik konvensional lewat alat putar analog.

Ada beberapa fakta menarik tentang kaset yang bisa menjadi tambahan pengetahuan kita. Beberapa di antaranya berikut ini:

Bahasa Prancis. Kaset atau cassette berasal dari Bahasa Perancis yang artinya "kota kecil"

Sistem kerja mekanik. Kaset terdiri dari kumparan-kumparan kecil yang membentuk gulungan pita. Kumparan tersebut terbungkus dalam bungkus plastik berbentuk kotak kecil berbentuk persegi panjang. Di dalamnya terdapat sepasang roda putaran untuk pita magnet. Pita ini akan berputar dan menggulung ketika kaset dimainkan atau merekam.

Kaset pertama. Kaset pertama kali diperkenalkan oleh Phillips pada tahun 1963 di Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat, dengan nama Compact Cassette.

Pita kaset. Panjang pita kaset pada umumnya 2400 feet, lebarnya 0.5 inch dan tebalnya 2 mm.  Data disimpan dalam bintik kecil  yang bermagnit dan tidak tampak pada bahan plastik yang dilapisi ferroksida.  Flexible plastiknya disebut mylar.  Mekanisme aksesnya adalah tape drive.

Walkman. Selama periode keemasan kaset, beredar pula alat putar portable yaitu walkman yang dipopulerkan oleh Sony.

Era Keemasan. Kaset mungkin mengalami era keemasan dari tahun 1970-an hingga pertengahan 1990an. Memasuki abad milenium, keberadaan kaset makin tergusur. Perusahaan rekaman pun lebih memilih CD dan format musik digital dalam industri mereka.

Perkembangan model. Pada tahun 1971, The Advant Corporation memperkenalkan model terbarunya, Model 201, yang menggabungkan Dolby tipe B pengurang gangguan (noise) dengan pita kromium dioksida. Oleh karena itulah kaset mulai dapat digunakan dalam industri musik secara serius, dan dimulailah era kaset berketepatan tinggi.

Tipe kaset. Goresan-goresan yang terdapat pada permukaan kaset menjadi indikasi tipe kaset. Kaset yang paling tinggi disebut kaset tipe I. Berikutnya, dengan goresan tambahan untuk goresan lindungan tulisan merupakan tipe II. Sedangkan dua tipe kaset berikutnya merupakan perpaduan antara kaset tipe II dengan sepasang tambahan di tengah-tengah kaset merupakan tipe IV.


Kekuatan. Sebenarnya kaset lebih tahan terhadap debu, panas, dan goncangan jika dibandingkan pesaing digital utamanya (CD).

Masuk Indonesia. Kaset masuk Indonesia baru di tahun 1970-an. Sebelumnya perusahaan rekaman yang ada seperti Lokananta masih menggunakan perekam piringan hitam. Akibatnya, saat industri kaset masuk Indonesia, banyak pihak yang mengeluh. Meskipun gempuran kaset akhirnya menjadi raja di negeri ini.

Kontroversi India. Pada tahun 1970-an, kaset dianggap membawa pengaruh buruk sekularisme di kalangan masyarakat religius India. Teknologi kaset menciptakan pasar yang membludak bagi musik pop di India, menimbulkan kritik dari kaum konservatif dan di waktu yang sama menciptakan pasar besar yang melegitimasi perusahaan-perusahaan rekaman dan pembajakan kaset.

Kreatifitas Pita Kaset

Apa yang dapat dilakukan dengan pita kaset bekas? Mungkin karya-karya ini bisa menjadi sumber inspirasi.

Kasihan 2 Gadis Jepang Ini Gan Gak Ada Yang Nolong

Kasihan ya gan dua gadis jepang ini bawa Tas gede amat gag ada yang nolong ...

Selamat membantu dan menikmati ya !!!

Advertise

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Blog Archieve