Pada malam hari setiap awal bulan Oktober, para penduduk dan turis berdiri berjejer di pinggir sungai Mekong di propinsi Nong Khai. Mereka sedang menunggu fenomena yang disebut bola api naga. Tidak berapa lama kemudian, dari permukaan sungai, puluhan bola-bola cahaya berwarna merah jambu menyembur dengan indah seperti sebuah orkestra yang dipimpin oleh seorang konduktor. Semua mulai bersorak kegirangan dan bertepuk tangan dengan keras.
Bola-bola cahaya tersebut menggantung di udara selama beberapa saat sebelum kemudian lenyap dalam kegelapan malam. Beberapa menit kemudian, peristiwa serupa kembali terjadi. Bola-bola api lainnya kembali terbang dari permukaan sungai yang kembali diiringi dengan teriakan sukacita.
Fenomena luar biasa ini hanya muncul 1-3 hari dalam setahun tepat di akhir masa retret umat Budha Thailand yang biasanya jatuh di bulan Oktober. Bola api itu muncul begitu saja tanpa suara dan asap. Terkadang warnanya merah, merah jambu atau putih dan bisa menyembur hingga setinggi 100 meter dari permukaan sungai. Biasanya ukurannya hanya sebesar telur ayam, bergantung di udara selama beberapa menit sebelum akhirnya lenyap. Umumnya bola api ini hanya dapat terlihat pada malam hari.
Legenda penduduk lokal menyebutkan bahwa bola-bola api ini datang dari seekor naga yang berdiam di dalam sungai. 'Aku telah melihat bola-bola api ini sejak kecil,' Kata Pang Butamee, 70 tahun, yang tinggal di sebuah pondok di ujung sungai. Di dekat kediamannya, terdapat Wat Paa Luang, sebuah kuil elegan yang telah berumur 450 tahun dan merupakan salah satu tempat terpopuler untuk menyaksikan bola-bola api tersebut.
'Aku melihatnya muncul dari sungai dan dari kanal,' Katanya lagi. 'Ayah ibuku juga menyaksikannya, begitu juga ayah dan ibu mereka. Dan bukan itu saja, aku bahkan pernah melihat naga dengan mata kepalaku sendiri ketika aku berumur 13 tahun. Bentuknya seperti ular besar berwarna perak. Aku melihatnya sedang berenang di sungai.'
Walaupun legenda mengenai naga Mekong sudah berakar begitu kuat, tidak semua penduduk Thailand mempercayainya. Bagi para ilmuwan, bola-bola api ini sebenarnya hanyalah sebuah fenomena alam yang dapat dijelaskan oleh sains. Menurut mereka, bola api tersebut muncul akibat pembakaran gas alam.
Seorang dokter bernama Manas Kanoksin telah menghabiskan 11 tahun untuk meneliti fenomena ini. Dengan kegigihan yang luar biasa, ia berusaha membuktikan teorinya bahwa bola-bola api ini adalah sebuah fenomena alam yang disebabkan oleh endapan gas Metana yang naik dari dasar sungai.
Menurutnya, akhir dari masa retret umat Budha sama persis dengan periode dimana bumi berada dalam jarak terdekat dengan matahari. Gravitasi matahari yang dikombinasikan dengan peningkatan kadar ultraviolet telah meningkatkan konsentrasi dan volatilitas oksigen di permukaan bumi.
Hal ini menyebabkan gas metana yang berhasil lepas dari dasar sungai mulai menyala dan terlihat seperti bola api. Bahkan menurutnya, fenomena ini tidak hanya terjadi pada bulan Oktober, namun juga pada bulan Mei ketika bumi kembali mendekati matahari.
Kementerian sains Thailand punya pendapat yang sedikit berbeda. Namun mereka setuju bahwa fenomena ini disebabkan oleh gas alam. Menurut mereka, fenomena ini muncul akibat pembakaran gas Phosphine.
Beberapa waktu yang lalu, kementerian ini mengutus beberapa penelitinya untuk mengamati dan mencari sumber bola-bola api ini. Mereka kemudian memasang sebuah thermo scanner di dekat tepi sungai di subdistrik Rattana Wapee. Lalu lima kelompok peneliti ditempatkan di berbagai titik di tepi sungai termasuk di kuil distrik Phon Phisai.
Persis sesaat sebelum bola-bola api itu muncul, peralatan mereka menangkap adanya pergerakan dari aliran gas yang mengapung di atas permukaan sungai. Ini menunjukkan bahwa bola api tersebut dipicu oleh gas alam yang menyala.
Lalu mengapa peristiwa ini hanya terjadi pada saat berakhirnya masa puasa umat Budha di sekitar bulan Oktober ?
Menurut kementerian sains Thailand, jawabannya adalah karena akumulasi gas di dasar sungai mencapai puncak pada bulan Oktober. Karena sudah mencapai puncak, maka gas yang telah terkumpul akan menyembur ke atas membentuk bola-bola cahaya yang misterius itu.
Tidak peduli apapun penyebabnya, bagi penduduk lokal dan turis, festival ini tetap dianggap sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan dan sebuah kesempatan untuk merayakan hari raya keagamaan dengan khidmat.
'Peristiwa ini sangat ganjil dan kami tidak tahu pasti apa yang menyebabkannya. Namun apapun itu, saya percaya bahwa peristiwa luar biasa ini dapat membuat Nong Khai cukup untuk diterima sebagai salah satu keajaiban dunia.' Kata Manas Anuraksa, seorang penduduk lokal.
Setiap tahun, paling tidak, 300.000 orang, baik turis lokal ataupun mancanegara datang berbondong-bondong ke Nong Khai untuk menyaksikan fenomena ini.
Jika suatu hari kalian memutuskan untuk jalan-jalan ke Thailand dan memutuskan untuk melihat sendiri bola-bola api naga, maka ada beberapa lokasi di sepanjang sungai Mekong di propinsi Nong Khai yang paling tepat untuk menyaksikannya, yaitu desa Pha Tang di distrik Sangkhom, Hin Mak Peng, Kuil di distrik Si Chiangmai, distrik Pak Khat dan distrik Rattana Wapee. Para penduduk lokal bahkan menyediakan penyewaan sepeda motor untuk dipakai mengendarai sepanjang sungai dari distrik Muang hingga Phon Phisai dan Rattana wapee.
Di tempat itu, selain dapat menyaksikan bola-bola naga api, kalian juga akan disuguhi dengan atraksi kembang api dan lomba kapal cepat. Jadi, para backpackers, bersiaplah untuk festival tahun depan. Mungkin bola api naga dapat sedikit mencerahkan harimu.
0 comments:
Post a Comment